Kamis, 27 Januari 2011


Cerita Misteri-Manusia Aneh di Sulawei Selatan. Hampir di setiap daerah baik di Indonesia maupun di luar Indonesia mempunyai berbagai cerita aneh, kisah unik, cerita misteri dan lain sebagainya khususnya yang berhubungan dengan sesuatu yang mistis, supranatural, dan paranormal. Berbagai cerita unik, aneh, dan misteri tersebut ada yang benar atau berdasarkan kejadian nyata dan banyak juga yang masih dalam bentuk cerita mitos yang belum dapat dipastikan kebenarannya. Dalam hal ini, anda boleh percaya dan boleh juga tidak.

Berikut ini adalah cerita misteri yang telah beredar secara turun temurun di daerah Sulawesi Selatan (Sul-Sel). Cerita misteri tersebut berhubungan dengan keberadaan beberapa orang manusia aneh yang mempunyai keunikan, kebiasaan, dan kelebihan tertentu.

Misteri Manusia Aneh di Sulawesi Selatan
Berdasarkan kisah nyata secara turun temurun, dijelaskan bahwa terdapat beberapa jenis manusia aneh yang sering menampakkan diri pada saat-saat tertentu dengan cara tertentu pula di luar kebiasaan manusia biasa. Beberapa manusia aneh yang diceritakan tersebut adalah

Manusia Aneh yang disebut Parakang
Manusia aneh yang disebut dengan Parakang adalah seorang manusia yang bisa berubah-ubah menjadi hewan, benda dan apa saja yang bentuk dan modelnya aneh dan menyeramkan, namun beda dengan yang aslinya. Kemampuan seseorang yang bisa berubah wujud ini karena diyakini orang tersebut menguasai ilmu yang disebut dengan ilmu Parakang. Sebagai contoh, misalnya dia berubah menjadi harimau, namun harimau hasil jelmaan manusia yang mempunyai ilmu parakang ini berbeda dengan harimau betulan atau harimau yang sebenarnya. Konon manusia Parakang ini amat berbahaya, bisa memakan orang-orang sakit atau bayi. Cara memperoleh Ilmu parakang bisa didapat berdasarkan keturunan atau mempelajarinya langsung kepada ahli ilmu parakang. Keberadaan manusia aneh Parakang atau ilmu Parakang masih diceritakan secara turun temurun hingga saat ini.

Manusia Aneh yang disebut Poppo
Manusia aneh yang disebut dengan Poppo ini adalah seseorang yang mempunyai kemampuan bisa terbang ke udara. Kemampuan ini dimiliki karena orang tersebut menguasai ilmu Poppo dan biasanya dipelajari berdasaran turun temurun. Konon ceritanya, orang yang menganut ilmu poppo memiliki ciri khas khusus seperti akan terlihat gesit saat bekerja di siang hari, matanya selalu memerah, dan suka meludah-ludah. Konon bila malam hari manusia poppo ini akan terbang mencari buah-buahan atau mangsa lainnya. Dan sebelum terbang, dia menyimpan jeroannya di pammakang (lantai atas rumahnya/tempat menyimpan padi). Ada 2 macam manusia aneh poppo, pertama manusia poppo sallang, jenis poppo ini berbahaya karena bisa memangsa orang-orang yang sedang sakit dan yang kedua adalah poppo mandala, jenis ini tidak berbahaya, karna yang ia cari hanyalah buah-buahan pada malam hari.

Manusia Aneh yang disebut Tujua
Manusia aneh Tujua hingga saat ini paling melegenda di Sulawesi Selatan (Sul sel), konon dalam cerita yang beredar di masyarakat Sul Sel, manusia aneh Tujua ini adalah berasal dari 7 orang anak raja yang nakal sekali, saking nakalnya, ketika mereka meninggal, tidak diterima di akherat, dalam arti cerita mitosnya, sampai saat ini ke-7 orang anak raja yang nakal tersebut masih hidup gentayangan antara alam dunia dan alam akherat. Konon lagi, kuburan dari manusia aneh Tujua ini adalah 7 kuburan yang terdapat di lapangan karebosi. Roh dari manusia aneh Tujua ini, katanya dapat digunakan untuk menyantet sesorang, dan sampai sekarang masih banyak yang percaya akan adanya roh manusia aneh Tujua ini. Dari ke-7 orang Tujua ini, katanya lagi, si bungsulah yang paling ampuh untuk digunakan menyantet seseorang, sibungsu ini katanya memiliki bibir yang sumbing dan tidak bisa bicara alias bisu.

Manusia Aneh yang disebut Tallu Ana
Manusia aneh Tallu Ana ini adalah roh seorang perempuan yang akan muncul bila kabut turun, katanya Tallu Ana ini suka menyembunyikan anak kecil di istananya, tapi anak kecil ini tidak diapa-apakan, hanya disembunyikan saja. Dia biasanya, para penduduk setempat yang berada di di dekat hutan, jika ada anak kecil yang hilang, maka mereka akan mengatakan kalau anak kecil tersebut disembunyikan oleh Tallu Ana, dan mereka biasanya menyembunyikan anak-anak tersebut di hutan selama 3 hari.

Manusia Aneh yang disebut Konkong Pancing
Manusia aneh Konkong pancing ini katanya bermukim di gunung Bawakaraeng. Konkong pancing ini punya group dalam menyatroni kampung-kampung kalau malam hari. Group dari konkong Pancing ini sendiri, terdiri dari si Konkong Pancing sendiri (berwujud seekor anjing siluman), burung siluman, kuda siluman dan si penunggang kuda yang merupakan sang bigboss, siluman ini biasa disebut Tu Mappilelea atau yang menyebarkan, maksudnya yang menyebarkan bencana pada malam hari.

Nah, demikianlah cerita misteri turun temurun tentang keberadaan berbagai manusia aneh atau orang-orang aneh yang mempunyai kemampuan ilmu tertentu yang masih beredar di daerah Sulawesi Selatan.


data

test tes

menulis naskah teater


NASKAH

 
          Setelah kita mengenal berbagai macam dasar yang diperlukan untuk bermain drama, akhirnya sampailah kita pada naskah. Naskah disini diartikan sebagai bentuk tertulis dari suatu drama. Sebuah naskah walaupun telah dimainkan berkali-kali, dalam bentuk yang berbeda-beda, naskah tersebut tidak akan berubah mutunya. Sebaliknya sebuah atau beberapa drama yang dipentaskan berdasarkan naskah yang sama dapat berbeda mutunya. Hal ini tergantung pada penggarapan dan situasi, kondisi, serta tempat dimana dimainkan naskah tersebut.
          Sebuah naskah yang baik harus memiliki tema, pemain / lakon dan plot atau rangka cerita.
  1. Tema
Tema adalah rumusan inti sari cerita yang dipergunakan dalam menentukan arah dan tujuan cerita. Dari tema inilah kemudian ditentukan lakon-lakonnya.
  1. Lakon
Dalam cerita drama lakon merupakan unsur yang paling aktif yang menjadi penggerak cerita.oleh karena itu seorang lakon haruslah memiliki karakter, agar dapat berfungsi sebagai penggerak cerita yang baik. Disamping itu dalam naskah akan ditentukan dimensi-dimensi sang lakon. Biasanya ada 3 dimensi yang ditentukan yaitu :
v      Dimensi fisiologi    ; ciri-ciri badani
usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, cirri-ciri muka,dll.
v      Dimensi sosiologi   ; latar belakang kemasyarakatan
status sosial, pendidikan, pekerjaan, peranan dalam masyarakat, kehidupan pribadi, pandangan hidup, agama, hobby, dll.
v      Dimensi psikologis ; latar belakang kejiwaan
temperamen, mentalitas, sifat, sikap dan kelakuan, tingkat kecerdasan, keahlian dalam bidang tertentu, kecakapan, dll. 
Apabila kita mengabaikan salah satu saja dari ketiga dimensi diatas, maka lakon yang akan kita perankan akan menjadi tokoh yang kaku, timpang, bahkan cenderung menjadi tokoh yang mati.
  1. Plot
Plot adalah alur atau kerangka cerita. Plot adalah suatu keseluruhan peristiwa didalam naskah. Secara garis besar, plot drama dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
§         Pemaparan (eksposisi)
Bagian pertama dari suatu pementasan drama adalah pemaparan atau eksposisi. Pada bagian ini diceritakan mengenai tempat, waktu dan segala situasi dari para pelakunya. Kepada penonton disajikan sketsa cerita sehingga penonton dapat meraba dari mana cerita ini dimulai. Jadi eksposisi berfungsi sebagai pengantar cerita.
§         Dialog
Dialog berisikan kata-kata. Dalam drama para lakon harus berbicara dan apa yang diutarakan mesti sesuai dengan perannya, dengan tingkat kecerdasannya, pendidikannya, dsb. Dialog berfungsi untuk mengemukakan persoalan, menjelaskan perihal tokoh, menggerakkan plot maju, dan membukakan fakta.
§         Komplikasi awal atau konflik awal
Kalau pada bagian pertama tadi situasi cerita masih dalam keadaan seimbang maka pada bagian ini mulai timbul suatu perselisihan atau komplikasi. Konflik merupakan kekuatan penggerak drama.
§         Klimaks dan krisis
Klimaks dibangun melewati krisis demi krisis. Krisis adalah puncak plot dalam adegan. Konflik adalah satu komplikasi yang bergerak dalam suatu klimaks.
§         Penyelesaian (denouement)
Drama terdiri dari sekian adegan, dimana didalamnya terdapat krisis-krisis yang memunculkan beberapa klimaks. Satu klimaks terbesar dibagian akhir selanjutnya diikuti adegan penyelesaian.