Jumat, 17 Agustus 2012

selamat idul fitri

Salam idul fitri 1 sawal 1433 H,...Mohon Maaf bila ada khilaf yang ane lakukan,..baik sengaja maupun tanpa sengaja.....



wwahuuuuuu,.....

Sabtu, 04 Agustus 2012

Sejarah Film di Indonesia dan di Dunia

Sejarah Film di Indonesia dan di Dunia

Perfilman Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film lain. Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Nike Ardilla, Paramitha Rusady.
Pada tahun-tahun itu acara Festival Film Indonesia masih diadakan tiap tahun untuk memberikan penghargaan kepada insan film Indonesia pada saat itu. Tetapi karena satu dan lain hal perfilman Indonesia semakin jeblok pada tahun 90-an yang membuat hampir semua film Indonesia berkutat dalam tema-tema yang khusus orang dewasa. Pada saat itu film Indonesia sudah tidak menjadi tuan rumah lagi di negara sendiri. Film-film dari Hollywood dan Hong Kong telah merebut posisi tersebut.
Hal tersebut berlangsung sampai pada awal abad baru, muncul film Petualangan Sherina yang diperankan oleh Sherina Munaf, penyanyi cilik penuh bakat Indonesia. Film ini sebenarnya adalah film musikal yang diperuntukkan kepada anak-anak. Riri Riza dan Mira Lesmana yang berada di belakang layar berhasil membuat film ini menjadi tonggak kebangkitan kembali perfilman Indonesia. Antrian panjang di bioskop selama sebulan lebih menandakan kesuksesan film secara komersil.
Setelah itu muncul film film lain yang lain dengan segmen yang berbeda-beda yang juga sukses secara komersil, misalnya film Jelangkung yang merupakan tonggak tren film horor remaja yang juga bertengger di bioskop di Indonesia untuk waktu yang cukup lama. Selain itu masih ada film Ada Apa dengan Cinta? yang mengorbitkan sosok Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra ke kancah perfilman yang merupakan film romance remaja. Sejak saat itu berbagai film dengan tema serupa yang dengan film Petualangan Sherina (film oleh Joshua, Tina Toon), yang mirip dengan Jelangkung (Di Sini Ada Setan, Tusuk Jelangkung), dan juga romance remaja seperti Biarkan Bintang Menari, Eiffel I'm in Love. Ada juga beberapa film dengan tema yang agak berbeda seperti Arisan! oleh Nia Dinata.
Selain film-film komersil itu juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil memenangkan penghargaan di mana-mana yang berjudul Pasir Berbisik yang menampilkan Dian Sastrowardoyo dengan Christine Hakim dan Didi Petet. Selain dari itu ada juga film yang dimainkan oleh Christine Hakim seperti Daun di Atas Bantal yang menceritakan tentang kehidupan anak jalanan. Tersebut juga film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah yang penuh kontroversi karena diangkat dari kisah nyata. Selain itu juga ada film film seperti Beth, Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang turut serta meramaikan kembali kebangkitan film Indonesia. Festival Film Indonesia juga kembali diadakan pada tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun.
Saat ini dapat dikatakan dunia perfilman Indonesia tengah menggeliat bangun. Masyarakat Indonesia mulai mengganggap film Indonesia sebagai sebuah pilihan di samping film-film Hollywood. Walaupun variasi genre filmnya masih sangat terbatas, tetapi arah menuju ke sana telah terlihat. Pada suatu saat nanti mungkinh perfilman indonesia dapat seperti perfilman Amerika.

PERKEMBANGAN FILM DI INDONESIA
Sebagai salah satu pekerja film, Garin Nugroho sudah bisa melihat adanya perkembangan di tahun depan. Sutradara senior ini mengatakan bahwa kualitas film Indonesia akan lebih baik pada 2010, berbeda dengan 2009 yang jumlahnya banyak namun kualitasnya turun.Garin di Jakarta, Kamis, (31/12) menegaskan bahwa sepanjang pengamatannya di tahun 2009 perfilman Indonesia mengalami peningkatan dalam jumlah, namun kualitasnya menurun. "Kalau dari segi jumlah meningkat namun dari segi kualitas film kita menurun sepanjang 2009," katanya.
Ia mengakui, kualitas film Indonesia masih kalah dengan negara tetangga seperti Singapura, Thailand, atau Filipina. Namun pada 2010, ia yakin bahwa peningkatan kualitas film Indonesia akan terjadi seiring lahirnya sineas generasi baru pasca Riri Riza dkk. "Akan lahir generasi baru yang sehebat Riri Riza, Nia Dinata dan lain sebagainya," katanya.
Meski demikian, ia memprediksi bahwa peningkatan kualitas film Indonesia di 2010 tidak terlalu signifikan. Generasi baru yang akan muncul berasal dari wajah baru ataupun wajah lama yang selama ini belum diberi ruang.
"Saya optimis bahwa kualitas perfilman di Indonesia akan terus mengalami peningkatan di tangan sutradara handal yang sudah ada dan lahirnya para generasi baru mendatang," katanya.
Sejarah

Poster film Loetoeng Kasaroeng tahun 1926.
Film pertama yang dibuat pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp. Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan masih merupakan Hindia Belanda, wilayah jajahan Kerajaan Belanda. Film ini dibuat dengan didukung oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic, Bandung.

SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Perfilman_Indonesia#Sejarah

JENIS - JENIS FILM
Kalau dilihat dari isinya, film dibedakan menjadi jenis film fiksi dan non fiksi. Sebagai contoh, untuk film non fiksi adalah film dokumenter yang menjelaskan tentang dokumentasi sebuah kejadian alam, flora, fauna maupun manusia. Sedangkan untuk kelompok fiksi, dalam dunia perfileman kita mengenal jenisjenis film yang berupa drama, suspence atau action, science fiction, horror dan Film Musikal. Ada Apa dengan Cinta merupakan Film Drama, Die Hard merupakan jenis Film Action atau Suspence, Transformator merupakan film science fiction, Jaelangkung merupakan jenis film Horor dan Petualangan Sherina yang pernah in pada waktu lalu merupakan jenis Film Musikal. Dari segi penontonnya, film dibagi menjadi film anak, remaja, dewasa dan semua umur. Dari segi pemerannya, film dibedakan pula menjadi film animasi dan nonanimasi. Sedangkan menurut durasinya, film dibedakan menjadi film panjang dan film pendek. Film pendek mempunyai durasi kurang dari 60 menit. untuk bisa membuat film panjang yang bagus, akan lebih baik apabila kita belajar membuat film pendek terlebih dahulu, seperti pengalaman sutradara terkenal, Rudi Sujarwo yang bisa berhasil membuat film panjang dengan terlebih dahulu membuat film-film pendek yang bagus.

KONSEP AUDIO EFEK
Efek audio banyak digunakan pada pengolahan sinyal audio digital untuk keperluan editing musik. Teknologi ini digunakan untuk menambahkan efek tertentu pada sinyal audio atau memodifikasi sinyal audio. Efek audio secara garis besar sibagi menjadi empat yaitu:
Efek berbasis amplitudo sinyal
Contoh: volume control, panning, compression/expansion, noise gating, dan attach delay.
Efek berbasis time-delay
Contoh: delay, echo, chorus, flanger, robot, reverb dan phasing
Efek distorsi bentuk sinyal
Contoh: efek distorsi
Efek respon frekuensi (filter digital)
Contoh: equalizer, pitch shifting

Sejarah Film Dunia (Lumiere vs Melies)
tahun 1250, ditemukan sebuah kamera bernama OBSCURA.

tahun 1250-1895, disebut dengan masa pra sejarah film karena itu merupakan masa dimana terdapat penemuan" baru yg disebabkan obsesi" besar orang eropa.
contoh: terciptanya sebuah alat yang bisa merekam gerak (yg hingga kini digunakan untuk membuat sebuah film)

tahun 1895, dikenal sebagai tahun dimana awal adanya sebuah sinema.
kenapa??
=kira" pada tanggal 28 des 1895, lumiere bersaudara (frere) yaitu Louis dan Auguste mempertunjukan cinematograph untuk pertama kalinya kpd masyarakat paris di sebuah cafe hanya dengan membayar 1 franc. jd hingga saat ini hal itulah yang dianggap menjadi hari dimana sebuah sinema itu ada.

orang" yg menemukan/menciptakan alat perekam gerak selain Lumiere & Melies:
1. Thomas A. Edison (USA), 1880-an
2. Max Skladandwsky (Jerman)
3. Friese Green (Inggris)

Kinetograph: alat perekam gerak
kinetoscope: alat untuk memproyeksikan gerak
phonograph: alat perekam suara

nama" gambar bergerak pada zaman dahulu:
1. Flicker: "bersemut"
2. Film: Biasanya berhubungan dengan sosial dan politik
3. Movie: Biasanya berhubungan dengan industri dan bersifat komersil (uang)
4. Cinema: Biasanya berhubungan dengan estetika

keunggulan cinematograph(Lumiere) dibandingkan dengan alat perekam lain:
1. Gambar yang dihasilkan lebih tajam
2. Intermittent movement (gerak sendat)
3. Proyektor
4. Fleksibel (kamera ringan & kecil)

PERBEDAAN
*Lumiere Frere 
org yg sebenarnya ga punya ketertarikan dlm film, tp tertarik pada alat yg bisa merekam gambar bergerak):
1. filmnya merupakan kejadian sehari"
2. filmnya merupakan kejadian yg sudah ada
3. Fakta
4. "dokumenter"

Jenis jenis Film


Jenis jenis Film

Film Dokumenter (Documentary Films)
Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an. Tiga puluh enam tahun kemudian, kata ‘dokumenter’ kembali digunakan oleh pembuat film dan kritikus film asal Inggris John Grierson untuk film Moana (1926) karya Robert Flaherty. Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif merepresentasikan realitas (Susan Hayward, Key Concept in Cinema Studies, 1996, hal 72). Sekalipun Grierson mendapat tentangan dari berbagai pihak, pendapatnya tetap relevan sampai saat ini. Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya, film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin. Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari film documenter misalnya dokudrama (docudrama).
Dalam dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuantujuan estetis, agar gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak berbeda jauh. Dalam dokudrama, realita tetap menjadi pegangan. Kini dokumenter menjadi sebuah tren tersendiri dalam perfilman dunia. Para pembuat film bisa bereksperimen dan belajar tentang banyak hal ketika terlibat dalam produksi film dokumenter. Tak hanya itu, film dokumenter juga dapat membawa keuntungan dalam jumlah yang cukup memuaskan. Ini bisa dilihat dari banyaknya film dokumenter yang bisa kita saksikan melalui saluran televisi seperti program National Geographic dan Animal Planet. Bahkan saluran televisi Discovery Channel pun mantap menasbih diri sebagai saluran televisi yang hanya menayangkan program documenter tentang keragaman alam dan budaya.
Selain untuk konsumsi televisi, film dokumenter juga lazim diikutsertakan dalam berbagai festival film di dalam dan luar negeri. Sampai akhir penyelenggaraannya tahun 1992, Festival Film Indonesia (FFI) memiliki kategori untuk penjurian jenis film dokumenter. Di Indonesia, produksi film dokumenter untuk televisi dipelopori oleh stasiun televisi pertama kita, Televisi Republik Indonesia (TVRI). Beragam film documenter tentang kebudayaan, flora dan fauna Indonesia telah banyak dihasilkan TVRI. Memasuki era televisi swasta tahun 1990, pembuatan film dokumenter untuk televisi tidak lagi dimonopoli TVRI. Semua televisi swasta menayangkan program film dokumenter, baik produksi sendiri maupun membelinya dari sejumlah rumah produksi. Salah satu gaya film dokumenter yang banyak dikenal orang, salah satunya karena ditayangkan secara serentak oleh lima stasiun swasta dan TVRI adalah Anak Seribu Pulau (Miles Production, 1995). Dokudrama ini ternyata disukai oleh banyak kalangan sehingga sekitar enam tahun kemudian program yang hampir sama dengan judul Pustaka Anak Nusantara (Yayasan SET, 2001) diproduksi untuk konsumsi televisi. Dokudrama juga mengilhami para pembuat film di Hollywood. Beberapa film terkenal juga mengambil gaya dokudrama seperti JFK (tentang presiden Kenedy), Malcom X, dan Schindler’s List.
Film Cerita Pendek (Short Films)
Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Di banyak negara seperti Jerman, Australia, Kanada, Amerika Serikat, dan juga Indonesia, film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang/sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga yang memang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi.
Film Cerita Panjang (Feature-Length Films)
Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit. Film yang diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini. Beberapa film, misalnya Dances With Wolves, bahkan berdurasi lebih 120 menit. Film-film produksi India rata-rata berdurasi hingga 180 menit.
Profil Perusahaan (Corporate Profile)
Film ini diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan, misal tayangan “Usaha Anda” di SCTV. Film ini sendiri berfungsi sebagai alat bantu presentasi atau promosi.
Iklan Televisi (TV Commercial)
Film ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk(iklan produk) maupun layanan masyarakat (iklan layanan masyarakat atau public service announcement/PSA). Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan secara eksplisit, artinya ada stimulus audio-visual yang jelas tentang produk tersebut. Sedangkan iklan layanan masyarakat menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Dengan demikian, iklan layanan masyarakat umumnya menampilkan produk secara implisit.
Program Televisi (TV Programme)
Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan noncerita. Jenis cerita terbagi menjadi dua kelompok yakni fiksi dan nonfiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV series), film televisi/FTV (populer lewat saluran televisi SCTV) dan film cerita pendek. Kelompok nonfiksi menggarap aneka program pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu. Sedangkan program non cerita sendiri menggarap variety show, TV quis, talkshow, dan liputan berita (news).
Video Klip (Music Video)
Video klip adalah sarana bagi produser music untuk memasarkan produknya lewat medium televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi MTV tahun 1981. Di Indonesia, video klip ini sendiri kemudian berkembang sebagai bisnis yang mengiurkan seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan industri tersendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip menjadi bisnis utama (core busines) mereka. Di Indonesia tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap tahun.